GELISAH, BINGUNG DAN BIMBANG

Tak ada siapa yang tak inginkan bahagia dalam hidupnya. kerana itu, tak ada yang ingin hidup dalam kegelisahan, bingung,mau pun bimbang. Tiga hal ini - bingung, bimbang, dan gelisah - biasanya cukup membuat seseorang tersiksa dalam penghidupan. Tidak ada yang mau di hinggapi ketiga-tiga  perasaan ini.

Namun, tidak selamanya perasaan-perasaan itu bermakna bencana adakalanya bingung, bimbang dan gelisah merupakan jalan kenikmatan yang akan membawa kita kepada kenikmatan yang lain. kebimbangan tidak selamanya petaka, kebimbangan tidak mesti bencana, kegelisahan tidak harus siksaan, walaupun selalu saja kebingungan, bimbang dan kegelisahan adalah ketidaktenangan hati. Dengan hasil positif yang diperloohi setelahnya, di samping kitapun memang harus melalui lorong kegelisaan ini, maka kegelisahan adalah bagian tersendiri dan kurniaan Allah. 

Kegelisahan yang luar biasa inilah yang dirasakan oleh orang-orang yang bekal kembali ke jalan kebenaran. Inilah ditamsilkan Ibnu Qayyim bahawa hati orang yang melakukan dosa seperti hati yang berada di antara dua sayap burung, hati yang diliputi rasa takut, takut jatuh dari ketinggian takut tergelincir, takut bencana akibat dosa. " Ketaatan kepada Allah adalah benteng yang agung. Siapa yang memasukinya akan merasa aman. Siapa yang keluar darinya akan dilupiti rasa takut dari setiap arah " ujar Ibnu Qayyim. 

Ini bererti, hati orang yang tak gelisah, bahkan tenang sahaja dengan gunduk dosa, itulah hati yang telah ditutup dari kurniaan Tuhan. Disinlah kegelisahan merupakan wujud dari anuguerah Allah. Ketika kita mendurhakai NYA, kita dapati rasa takut di hati. Keia merasa bersalah dan menyesal kerana setan yagn telah kita turuti akhirnya mentertawakan dan lari dari kita setelah dosa itu terjadi.

" ( Pujukan orang-orang munafik itu adalah seperti pujukan setan ketika dia berkata kepada manusia, " Kafirlah kamu, Maka tatkala manusia itut telah kafir, ia berkata , " Sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan Semesta Alam ". ( QS Al-Hayr:16 )

Inilah khabar gembira yang diberikan nabi melalui perumpamaan yang beliau buat. " Perumpanaan orang beriman yang berbuat  dosa adalah seperti orang yang duduk di bawah gunung. Dia takut di timpa gunung tersebut. Orang kafir  yang berbuat dosa seperti orang yang menerpis lalas lewat  didepan bayang hidungnya. "

Sangat dalam perumpaan itu. Orang kafir menganggap dosa bagi meminum air putih di saat dahaga. Dosa menjadi keperluan hidup yang harus di penohi dan disalurkan. Dosa telah kerdil di matanya seperti orang yang menepis lalat yang lewat di depan hidungnya.

Berbeda dari orang beriman yang tergelincir dalam dosa, cahaya iman dihatinya tidak redup bercampur kegelapan dosa. Dosa yang telah dilakukan seakan menjulang seperti gunung dan bakal jatuh menimbunynya. Dosa itu telah menimbulkan rasa takut serta kegelisahan yang luar biasa ketakuan, kebimbangan, dan kegelisahan ini justeru bukti bahawa iman itu masih ada bersemayan di dalam dada.