" Kalau mengkaji sejarah Fir’aun, terdapat beberapa persamaan antara apa yang dilakukannya ( Firaun ) dengan yang dilakukan As-Sisi saat ini. Senario yang mereka berdua tempuh juga sama. Setidaknya senario tersebut bisa dibagi menjadi lima episode " Dr. raghib Sarjani - Sejarawan Mesir ( Gambar )
Pertama, episode kudeta. Terdapat dalam Al-Qur’an dalam surat Asy-Syu’ara: 40 “Semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang.” Ini sama dengan pernyataan As-Sisi yang katanya merespon tuntutan rakyat dalam demo-demo 30 Juni.
Kedua, episode pemberian mandat.
Terdapat dalam ayat “Dan berkata Firaun (kepada pembesar-pembesarnya):
“Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada
Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu
atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” [Al-Mu’min: 26]. As-Sisi
meminta pendukungnya turun jalan besar-besaran untuk memberikan mandat
agar bisa membubarkan demonstrasi dengan kekerasan. Katanya untuk
meluruskan revolusi, karena Presiden Mursi sudah berbuat kerusakan.
Ketiga, episode ancaman pembubaran dengan paksa. Terdapat
dalam ayat “(Fir’aun berkata), “Maka sesungguhnya aku akan memotong
tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik,
dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon
kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang
lebih pedih dan lebih kekal siksanya.” Mereka berkata: “Kami
sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang
nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang
telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu
putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan
di dunia ini saja.” [Thaha: 71-72]. Berkali-kali As-Sisi dan
pejabatnya mengancam pembubaran paksa. Namun para pendukung Mursi
bergeming, jumlah demonstran semakin besar saja.
Keempat, episode pembantaian.
Terdapat dalam ayat “Maka setelah kedua golongan itu saling melihat,
berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan
tersusul.” [Asy-Syu’ara: 61]. Pembantaian segera terjadi. Orang-orang
yang beriman dalam jumlah yang sedikit, dan tidak bersenjata dikepung
laut dan tentara Fir’aun yang murka.
Kelima, ini episode keselamatan dan kemenangan orang-orang yang beriman.
Terlihat dari keyakinan seorang pemimpin berkata kepada pengikutnya,
“Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak
Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” [Asy-Syu’ara: 62]. Dibutuhkan
keyakinan seperti keyakinan Musa as. kepada pertolongan Allah swt.
sehingga datanglah pertolongan tersebut “Dan Kami tenggelamkan golongan
yang lain itu.” [Asy-Syu’ara: 66].
*Sumber: dakwatuna
No comments:
Post a Comment